Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[sunting] Wilayah bahasa
Wilayah yang terdapat penutur bahasa Sunda meliputi kecamatan Salem,
Bantarkawung, Ketanggungan, Banjarharjo dan beberapa desa di kecamtan Tanjung
(Sarireja dan Luwungbata), Kecamatan Larangan (Wlahar, Kamal dan Pamulihan) dan
Kecamatan Kersana (Kradenan dan Sindang Jaya).
Bahasa Sunda dan bahasa Jawa dipakai secara bersama di beberapa desa di
kecamatan Bumiayu (Pruwatan dan Laren), kecamatan Bantarkawung (Cinanas,
Cibentang, Karang Pari, Pangebatan, dan Bantarkawung), Kecamatan Ketanggungan
(Pamedaran, Baros, Kubangsari, Kubangjati, Dukuh Badag, dan Kubangwungu),
Banjarharjo (Banjarharjo, Cimunding, Ciawi, Tegalreja, dan Banjar Lor),
Kecamatan Losari (Karang Junti dan Babakan) dan Kecamatan Kersana (kubangpari).
[sunting] Pemakaian Sehari-hari
Penutur bahasa Sunda di Kabupaten Brebes selalu menggunakan bahasa Sunda
sebagai bahasa pengantar sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun di
lingkungan masyarakat setempat. Di dalam kehidupan sehari-hari, seperti jual
beli di pasar, ceramah agama di masjid, dan upacara adat (pernikahan, khitanan,
syukuran, sedekah bumi), bahasa Sunda selalu digunakan sebagai bahasa
pengantar. Meskipun begitu, bahasa Sunda di Kabupaten Brebes hanya digunakan
dalam ragam lisan, bukan dalam ragam tulis dan sampai saat ini bahasa tersebut
masih dipelihara dengan baik oleh masyarakat penuturnya.
Kebiasaan yang menarik yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di Kecamatan
Losari, Banjarharjo, dan beberapa kecamatan di daerah Brebes selatan adalah
adanya kecenderungan masyarakat dalam melakukan hampir seluruh aktivitasnya,
seperti bersekolah, berobat, berbelanja, atau keperluan lain lebih cenderung
melakukannya ke Kecamatan Ciledug, yakni kecamatan yang ada di sebelah timur
Kabupaten Cirebon daripada ke kota Brebes itu sendiri. Hal ini disebabkan karena
lebih mudahnya mendapatkan sarana transportasi ke arah Ciledug daripada ke
Brebes juga dipengaruhi oleh faktor masyarakat yang sebahasa yang menjadikan
mudahnya berkomunikasi dan ikatan satu bahasa.
[sunting] Karakteristik
Perbedaan bahasa Sunda Brebes dengan bahasa Sunda standar tampak menonjol pada
intonasi dan beberapa kosakata, sedangkan dalam tataran frasa dan kalimat tidak
terjadi perbedaan. Dalam tataran frasa , misalnya adalah :
* mah bapa = rumah ayah
* peti suluh = peti kayu
* budak bandel = anak nakal
* hayang hees = ingin tidur
* ngakan kejo = makan nasi
* gede kacida = besar sekali
* jenuk budak = banyak anak.
Kalimat bahasa Sunda Brebes contohnya adalah :
* Misah lulus ujian nyaneh kudu di ajar = agar lulus ujian kamu harus belajar
* Iraha nyaneh mangkat = kapan kamu pergi
* Naha nyaneh telat = mengapa ia terlambat?
* Mih, balik ti pasar = ibu pulang dari pasar
* Kakak geus indit=kakak sudah pergi
Yang menarik adalah sebagian kosakata bahasa Sunda standar yang termasuk
kosakata netral (tidak kasar dan juga tidak halus) di dalam bahasa Sunda Brebes
selalu diaggap lebih halus. Misalnya, frasa;
* Hayang sare = ingin tidur
* dahar sangu = makan nasi
Di dalam bahasa Sunda Standar dianggap halus, padahal di dalam bahasa Sunda
Brebes kedua frasa itu tidak bermakna halus. Frasa yang bermakna ingin tidur
dan makan nasi di dalam bahasa Sunda Brebes adalah hayang hees dan ngakan kejo.
Tabel perbandingan Bahasa Sunda Brebes dan Bahasa Sunda Standar
Bahasa Sunda Brebes Bahasa Sunda Standar Arti
pocor ucur alir / mengalir
api seuneu api
hiber ngambang apung / mengapung
apik alus baik
ula oray ular
jegu mentul tumpul
# walah emang brebes kuwe unik, bahasane lan budayane, campuran jawa lan
sunda..ana sing pan urun rembug masalahe bahasa sunda brebes? gagian noh
gan...disundul terus biar ts ini makin moncer...
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !